Refleksi Milad Aisyiyah ke-107


Oleh Talkisman Tanjung

Guru, Dai, dan Pimpinan Muhammadiyah di Mandailing Natal


OPINI, kiprahkita.com - Salah satu pemikiran Islam berkemajuan KH. Ahmad Dahlan, adalah menggagas dan mendirikan organisasi perempuan di dalam Muhammadiyah. 


Berdirinya Aisyiyah bukanlah sebuah kebetulan, tetapi melalui proses yang pemikiran yang mendalam, dimulai dengan pembinaan kelompok-kelompok pengajian kaum perempuan, seperti Sopo Tresno.

 

Kiyai Dahlan sangat memahami, dalam konsep Islam berkemajuan kedudukan kaum perempuan di hadapan Allah SWT adalah sama, sebagaimana yang ditegaskan oleh Surat An-nahal : 97,


من عمل صالحا من ذكر او انثى وهو مؤمن فلنحيينه حياة طيبة،ولنجزينهم اجرهم باءحسن ما كانوا يعملون.


"Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan akan Kami berikan balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan".


Pertama kali didirikan sebagai sebuah organisasi pada 19 Mei, Aisyiyah bertugas dan berperan penting di dalam memperkuat dakwah Muhammadiyah, khususnya di kalangan kaum perempuan :


1.Membimbimbing kaum perempuan kearah kesadaran beragama dan berorganisasi,


2.Menghimpun anggota-anggota Muhammadiyah yang perempuan menyalurkan serta menggembirakan amalan-amalannya.


Dengan tugas serta peran tersebut Aisyiyah, memberikan pendidikan di kalangan wanita Islam untuk menggunakan pakaian muslimah, bermoral dan bermental luhur, memberikan bimbingan perkawinan dan kerumahtanggaan, menjelaskan tanggungjawab sebagai istri di dalam dan di luar rumah tangga.


Lalu, memberikan motivasi terbentuknya keluarga sejahtera, keluarga bahagia, sakinah, dan keluarga yang beragama Islam yang mencerahkan, dan sebagainya.

     

Peran dan tugas tersebut dilakukan Aisyiyah berdampingan dengan Muhammadiyah, sehingga Persyarikatan Muhammadiyah menjadi besar dan berkembang luas, yang diikuti oleh peran penting Aisyiyah. 


Di dalam perkembangannya, Aisyiyah sebagai organisasi otonom semakin dibutuhkan untuk menopang gerakan Muhammadiyah, baik dalam mengembangkan keorganisasian, maupun amal usaha Muhammadiyah menuju terwujudnya maksud dan tujuan Muhammadiyah, yaitu masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.


Sebagai wujud nyata betapa urgennya eksistensi Aisyiyah bagi persyarikatan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan Aisyiyah ini sebagai organisasi otonom khusus, dengan SK. Nomor 22/KEP/I.0/B/2009. 


Di dalam Surat Keputusan tersebut, Aisyiyah sebagai organisasi otonom khusus berwenang untuk menyelenggarakan amal usaha sama dengan Muhammadiyah, tidak hanya sebatas TK dan PAUD saja.


Aisyiyah berwenang mendirikan berbagai bentuk amal usaha, sesuai bidang-bidang yang ada di organisasi Aisyiyah, seperti bidang pendidikan, Aisyiyah mendirikan lembaga Pendidikan sampai Perguruan Tinggi. 


Di bidang Tabligh dan Ketarjihan, bidang ekonomi, dan sebagainya, sama dengan Muhammadiyah.


Dengan ditetapkan sebagai organisasi otonom khusus, Aisyiyah berkembang pesat dan maju, bahkan satu-satunya organisasi perempuan modern dan terbesar di dunia.  Aisyiyah berkembang termasuk amal usahanya diseluruh pelosok tanah air.  


Menurut lapiran Pimpinan Pusat Aisyiyah, pada saat ini tercatat telah mengelola 475 koperasi, mengembangkan 3235 BUEKA (Bina Usaha Ekonomi Keluarga), menyelenggarakan 39 titik Sekolah Wirausaha Aisyiyah (SWA) secara offline dengan 3194 alumni. 


Dan 41 titik SWA secara online dengan 3060 alumni, mendorong Lumbung Hidup Aisyiyah di 442 titik, serta mendampingi 80 pekerja migran Indonesia di Jawa Timur. 


Di bidang pendidikan tinggi, Aisyiyah memiliki 10 Perguruan Tinggi, 3 di antaranya sudah menjadi Universitas Aisyiyah (UNISA), di Yogyakarta, Bandung dan Surakarta. Insya Allah Aisyiyah di luar Jawa juga akan mengikuti pendirian perguruan tinggi.


Di bidang tabligh, Aisyiyah melakukannya dengan santun, penuh jasih sayang dan bijak. Kekuatan tabligh Aisyiyah terletak pada banyaknya kelompok pengajian di tingkat jamaah, sebagai wadah strategis untuk menyampaikan pesan atau ajaran Islam, yang berkemajuan dan mencerahkan serta meneguhkan. 


Jamaah-jamaah pengajian Aisyiyah ini menjamur tumbuh di setiap ranting dan cabang, di samping bergabung juga dengan kelompok pengajian Muhammadiyah. 


Aisyiyah nampaknya telah melampaui perannya, tidak hanya sekedar pendamping Muhammadiyah, tetapi Aisyiyah telah menjadi organisasi yang mandiri, cerdas dan berpacu dengan Muhammadiyah dalam memajukan dan mengamalkan Islam berkemajuan yang dipahami oleh Kiyai Dahlan.


Bicara tentang peran kader-kader Aisyiyah, telah terbukti banyak berperan menopang dan menyukseskan Persyarikatan Muhammadiyah, termasuk amal usaha Muhammadiyah. 


Di bidang politik praktis, kader-kader Aisyiyah sudah banyak yang masuk ke dalam parlemen (DPR, DPRD dan DPD), demikian juga di pemerintahan.  


Hal itu terinspirasi dengan Aisyah RA; istri Rasulullah SAW, yang namanya diambil menjadi nama organisasi ini, dimana beliau disamping sebagai ummul mukminin pendamping Rasul, juga menjadi salah satu referensi ilmu Islam, dan bahkan pernah jadi panglima perang, sebuah peran perempuan yang spektakuler.  


Namun sebagai refleksi dari milad ke-107 Aisyiyah ini, penulis menggarisbawahi bahwa perlu dilakukan penajaman-penajaman terhadap program Aisyiyah ke depan, terutama di bidang tabligh. 


Sesuai perkembangan media informasi dan komunikasi pada hari ini, membuat kita harus punya kesiapan dan ketahanan, termasuk menyiapkan kader-kader muballigh Aisyiyah yang mumpuni ilmu keislamannya, tetapi juga mampu mengkomunikasikan atau menyampaikan Islam berkemajuan tersebut di tataran umat. 


Aisyiyah harus mampu mencetak ustadzah-ustadzah yang diminati oleh ummat, dalam istilah sekarang adalah ustadzah kondang, yang mampu berdakwah dan bertabligh tidak hanya secara offline di jamaah Aisyiyah, tetapi juga tampil secara online, di youtube misalnya. 

      

Kiprah Aisyiyah saat ini pun sebenarnya sudah melampaui peran dan tugas sebagai pendamping Muhammadiyah dalam berorganisasi dan beragama, namun sesuai tuntutan zaman, tentu kita tidak ingin digilas oleh perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 


Selamat Milad Aisyiyah ke-107.***

Posting Komentar

0 Komentar