BUKITTINGGI, kipahkita.com -- Sebanyak 250 relawan Muhammadiyah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Sumatera Barat, dan pengurus Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas relawan.
Pelatihan ini berlangsung pada Sabtu-Ahad (1-2 Juni) di Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB), Bukittinggi, dan dibuka secara resmi oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat Dr. Bakhtiar, M.Ag.
Wakil Ketua MDMC Pusat, Indrayanto, juga hadir dan memberikan arahan, bersama Rektor UMSB Dr. Riki Saputra, Wakil Ketua PWM Sumbar Dr. Mursal, serta para narasumber dari Tim EMT-MDMC PP Muhammadiyah seperti Eva Delsi, Psikolog Tuti Rahmi, Ketua MDMC Sumbar Portito, dan Sekretaris Hafidz Mahendra.
Dalam arahannya, Dr. Bakhtiar menyatakan, bencana tidak hanya disebabkan oleh letak geografis, tetapi juga oleh kelalaian manusia dalam membaca tanda-tanda alam, seperti gejala awal banjir lahar dingin yang sering diabaikan.
Beliau menekankan pentingnya edukasi, evakuasi, dan peringatan dini sebagai langkah mitigasi. Faktor teologis juga disebutnya penting untuk dikaji, karena seringkali bencana dihubungkan dengan kerusakan alam dan perilaku manusia yang menyimpang.
Indrayanto mengapresiasi kerja kemanusiaan MDMC Sumbar, yang telah menjadi headline PP Muhammadiyah dan trend setter dalam dunia kebencanaan.
Ia menekankan, gerakan ini harus berorientasi pada kebahagiaan masyarakat yang dibantu, serta mengedepankan resiliensi dan pengurangan risiko bencana.
Menurutnya, kampus-kampus di Sumatera Barat, khususnya UMSB, telah memberikan dukungan yang signifikan.
Rektor UMSB, Dr. Riki Saputra, menyatakan bahwa di balik pesona alam Sumatera Barat, terdapat risiko bencana yang perlu dikelola dengan baik.
"UMSB siap menjadi mitra Muhammadiyah dalam penanggulangan bencana dan akan mengembangkan kurikulum fikih kebencanaan sebagai mata kuliah wajib di semua program studi," katanya.
Selain itu, UMSB juga telah menyiapkan beasiswa bagi mahasiswa baru yang terdampak bencana, dengan potongan biaya kuliah sebesar 40 persen.
Ketua MDMC Sumbar Portito, dalam laporannya menyampaikan pentingnya materi pelatihan bagi para relawan dalam pendampingan di lapangan.
Ia berterima kasih kepada keluarga besar UMSB yang telah memfasilitasi kegiatan ini, dan menegaskan bahwa Sumatera Barat merupakan wilayah dengan potensi bencana yang tinggi. Oleh karena itu, warga Muhammadiyah harus memiliki kapasitas relawan yang kuat untuk menghadapi bencana dan meminimalisir dampaknya melalui mitigasi yang efektif.
Pelatihan ini juga menargetkan terbentuknya Satgas Kebencanaan dan Pusat Studi Kebencanaan di UMSB, serta mengembangkan Komunitas Relawan Muhammadiyah yang tangguh dan siap menghadapi bencana.(mus)
0 Komentar