Kominfo Dorong Adopsi AI dalam Layanan Publik

ilustrasi pixabay.com

JAKARTA, kiprahkita.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), terus mendorong adopsi teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) dalam layanan publik, sebagai bagian dari upaya percepatan transformasi digital. 


"Posisi Indonesia saat ini ada di peringkat keempat dalam indeks kesiapan integrasi AI pada layanan publik menurut penelitian Oxford Insight tahun lalu. Jadi, persiapan kita cukup baik," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, dalam keterangannya terkait acara Google AI untuk Indonesia Emas di Jakarta, Selasa (4/6/2024)


Menurutnya, estimasi kontribusi AI bagi Product Domestic Bruto (PDB) sebesar US$366 miliar, atau sekitar Rp5.819 triliun pada tahun 2030 mendatang.


Budi menyatakan, ada kecenderungan peningkatan pemanfaatan teknologi AI yang lebih masif. Laporan Stanford University AI Index 2024 menyebutkan, perusahaan global telah memanfaatkan AI, setidaknya pada satu unit bisnis atau fungsi, mulai dari layanan kesehatan, manufaktur, pertanian, hingga pendidikan.


Menurutnya, juga menyoroti, sebagian besar pemanfaatan AI di Indonesia bertujuan untuk mempermudah tenaga kerja. "Berdasarkan data Kompas tahun lalu, sebanyak 22,1 persen total pekerja memanfaatkan AI, sementara 26,7 juta pekerja merasa terbantu oleh AI," ungkapnya.


Meski demikian, perkembangan AI diproyeksikan akan menggeser jenis pekerjaan tertentu, dengan estimasi hilangnya 83 juta pekerjaan. Namun, Budi Arie optimistis karena AI dan machine learning diperkirakan akan menciptakan 69 juta pekerjaan baru.


"Saya baru pulang dari acara WSIS (World Summit on The Information Society) di Jenewa, Swiss. Kesimpulannya adalah AI ini tidak bertentangan dengan manusia dan kemanusiaan. AI harus tetap menjaga dan punya rasa kemanusiaan. Itu bagian yang paling mendasar dari AI," jelasnya.


Oleh karena itu, Menkominfo terus mendorong upaya pengembangan keterampilan dan kemampuan berpikir kritis bagi talenta digital. 


Selain itu, semua pihak diminta meningkatkan pelatihan keterampilan, platform pembelajaran online, workshop, serta kolaborasi antara lembaga pendidikan dan industri.


"Kebutuhan literasi teknologi semakin krusial, ini menunjukkan tren pergeseran keterampilan dan pekerjaan dalam lima tahun ke depan," sebutnya.(infopublik.id)

Posting Komentar

0 Komentar