Muhammadiyah Sumbar Bertekad Perkuat Ekonomi Umat


PADANG, kiprahkita.com - Muhammadiyah terus berupaya untuk memperkuat sinergitas antar amal usaha, dalam rangka mewujudkan kekuatan ekonomi yang solid. 


Demikian terungkap dalam Rapat Koordinasi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Sumatera Barat, Sabtu (22/6), di Komplek UNP Padang.


Tampi menjadi narasumber pada salah satu sesi dalam rakor itu adalah Anggota Komisi II H. Guspasrdi Gaus dan tokoh nasional asal Sumbar H. Irman Gusman, dengan dipandu Nasrul A.


Rakor diikuti ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Sumbar, pimpinan amal usaha di bawah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar, dan jajaran pimpinan di lingkungan PWM Sumbar.


Wakil Ketua PWM Sumbar Yosmeri Yusuf menjelaskan, sejumlah narasumber dihadirkan pada rapat itu. Khusus bersama Guspardi dan Irman, sebutnya, tema yang diusung adalah penguatan ekonomi.


Yosmeri menekankan pentingnya sinergi antar amal usaha, guna menciptakan kekuatan ekonomi yang tangguh. 


Ia menyoroti, masih banyak warga yang belum tercover dalam gerakan ekonomi ini, namun dengan upaya yang tepat, hal tersebut dapat diatasi. 


Dia berharap agar acara semacam ini juga dapat diselenggarakan di daerah-daerah lain, karena potensi tanah wakaf yang belum dimaksimalkan bisa menjadi ladang usaha ekonomi. 


Irman dalam pemaparannya, memberikan pandangannya mengenai gerakan ekonomi Muhammadiyah. Ia menekankan, gerakan ekonomi harus konkret dan dikelola dengan manajemen profesional. 


Menurutnya, sistem kapitalisme yang semakin berkembang tidak akan mendukung usaha rakyat, karena sifatnya yang menghisap dan berkembang menjadi bentuk penjajahan gaya baru. 


Irman memngajak jajaran Muhammadiyah memperkaya wawasan, dengan mengambil contoh Selandia Baru sebagai negara paling makmur dan aman di dunia, di mana mayoritas masyarakatnya, adalah petani yang makmur dengan mengelola hasil pertanian secara modern.

 

"Di Selandia Baru, petani bisa mensubsidi anaknya yang tinggal di kota, sementara di Indonesia justru anak yang harus mengirim uang ke orang tuanya di kampung," jelasnya. 


Ia menekankan,  Muhammadiyah harus bisa mendongkrak petani dan usaha rakyat sebagai pilihan strategis untuk kembali ke dasar, dengan memanfaatkan kekuatan sosial dan aset yang dimiliki Muhammadiyah untuk memajukan ekonomi warga dan persyarikatan.


Sementara itu, Guspardi menekankan, finansial bukan segalanya. Ia menceritakan pengalamannya memulai usaha pada tahun 1985 dengan modal hanya 1 juta rupiah, namun kini telah memiliki 350 karyawan. 


"Konglomerasi Muhammadiyah sebenarnya tidak tertandingi jika dikelola dengan baik. Bicara ekonomi bukan hanya milik ekonom, kemandirian menjadi keniscayaan, daya juang tidak boleh padam dan jangan banyak mengeluh," tegasnya.


Guspardi mengajak semua pihak untuk mendedikasikan keahlian dan jaringan kerja mereka guna memajukan Muhammadiyah, dengan konsolidasi amal usaha yang diharapkan dapat masuk ke pasar modal, sehingga masalah modal bukan lagi menjadi kendala. 


Ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan pendidikan sebagai industri yang harus mampu menghadapi tantangan anak-anak yang tidak mampu. 


"PWM Sumbar harus tampil di garda terdepan dalam bidang ekonomi kerakyatan. Saat ini saja kalangan ekonomi menengah dan atas mulai ketar-ketir, Muhammadiyah sepantasnya berada di garda terdepan membentengi ekonomi kerakyatan," ujarnya.


Melalui sinergitas yang kuat dan manajemen profesional, Muhammadiyah diharapkan mampu memanfaatkan aset besar yang dimilikinya, untuk memajukan ekonomi warga dan persyarikatan secara signifikan.(mus)

Posting Komentar

0 Komentar