Pesisir Danau Toba di Pangururan Nan Kian Cantik


TOBA, kiprahkita.com - Kawasan pesisir Danau Toba di Pangururan terus dibenahi. Targetnya agar menjadi lebih cantik dan nyaman dikunjungi.

Ada sekitar 64 hektare areal yang dibenahi, dalam upaya mendukung pengembangan bagi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, menekankan pentingnya keterpaduan pembangunan infrastruktur di setiap KSPN. 

Menurutnya, Kementerian PUPR telah menyusun Program Pengembangan Kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba yang mencakup berbagai aspek pembangunan seperti pembangunan jalan, penyediaan air baku dan bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, serta perbaikan hunian penduduk.

“Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya, kemudian amenities, dan event, baru promosi besar-besaran. Itu yang harus kita jaga betul," ujarnya. 

Kalau hal itu tidak siap, sebut Basuki, wisatawan akan datang sekali saja dan tidak kembali lagi. 

"Prinsip penataan kawasan wisata ini adalah mengubah wajah kawasan dengan cepat, terpadu, dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional,” kata Basuki, dirilis InfoPublik, Ahad (4/8/2024).

Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan, menurutnya, dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi Building Information Modelling (BIM), untuk perancangan konstruksi dan pemanfaatan material, sesuai prosedur yang berlaku.

Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Wahyu Kusumosusanto, menyampaikan bahwa penataan kawasan ini dibangun dengan anggaran sebesar Rp161,5 miliar, dan mencakup juga penataan kawasan Panorama Tele. 

Pembangunan dimulai pada 19 September 2022 dan selesai pada 23 Januari 2024.

Kini, Kawasan Waterfront City Pangururan memiliki wajah baru dan dilengkapi dengan berbagai instalasi seni yang dirancang untuk memperkaya pengalaman wisata di Danau Toba. 

Beberapa instalasi tersebut antara lain Patung Boraspati Tano dan Boru Saniang Naga yang menggambarkan kebudayaan Batak, Patung Pustaha dan Syair Tao Toba yang merepresentasikan kekayaan literatur lokal, serta display batuan geologi Toba yang bersifat edukatif.

“Selain itu, atraksi seni air mancur 'Aek Menari' dan panggung apung 'Aek Natio' akan menjadi pusat pertunjukan seni dan budaya. Diputar pula instalasi seni musik 'Aek Margondang' yang akan memperdengarkan musik tradisional Batak. Dan juga Taman Rohani dan Instalasi Dry Fountain Plaza Rohani menawarkan ruang refleksi dan spiritual yang menenangkan,” terang Wahyu.

Kawasan ini juga dilengkapi dengan Galeri Samosir yang menampilkan kekayaan budaya dan sejarah Samosir. Di dalamnya terdapat instalasi seni tradisi “Solu Bolon” dan ukiran totem Batak, serta storytelling signages yang memberikan wawasan mendalam tentang sejarah dan budaya setempat.

“Dengan berbagai fasilitas modern dan instalasi seni yang kaya akan nilai budaya, penataan kawasan ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik Danau Toba sebagai destinasi wisata unggulan yang menarik wisatawan domestik dan mancanegara," Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumut, Deva Kurniawan Rahmadi. 

Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan ini, ujarnya, merupakan komitmen pemerintah dalam memajukan sektor pariwisata melalui pengembangan infrastruktur berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal.

Deva berharap melalui penataan kawasan ini, sektor pariwisata Danau Toba akan meningkat sehingga wisatawan mancanegara semakin banyak yang berkunjung, yang pada gilirannya akan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. 

“Diharapkan kawasan Danau Toba semakin dikenal secara internasional sebagai destinasi wisata dengan keindahan alam, kekayaan budaya, dan pengalaman yang tak terlupakan,” tutup Deva.(infopublik.id; ed. mus)

Posting Komentar

0 Komentar