Oleh Dr. Suhardin, S.Ag, M.Pd.
Dosen Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta
“Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah”. [Al-Ahzab(33): (21)
OPINI, kiprahkita.com - Pekan-pekan ini kita banyak mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Habibullah, Rasul yang sangat disayangi Allah SWT. Memberikan ketauladan paripurna untuk semesta alam ini. Memberikan ketauladanan dalam berbagai aspek kehidupan.
Tauladan dalam beribadah kepada Allah SWT, senantiasa mengisi malam dengan shalat dan berdoa kepada Allah SWT. Tauladan dalam membina rumah tangga, tidak bergantung dan memperlakukan para istri beliau sebagai subordinasi gender, tetapi memperlakukan wanita dengan sebaik-baiknya, memuliakan darajat kaum wanita.
Tauladan dalam kehidupan sosial, Rasulullah SAW adalah sosok yang penuh kasih sayang terhadap sesama, menjaga adab dalam berinteraksi, menghormati sesama, tidak pernah menyakiti hati orang lain, lemah lembut dan kasih sayang.
Dalam peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, bukan hanya kita membaca sirah Nabawiyah, tetapi mengambil pelajaran utama dari tugas mulia beliau. Rasul di utus oleh Allah SWT untuk menjadi rahmat untuk sekalian alam.
Semua makhluk biotic dan abiotic merasakan kasih sayang sang Rasul yang membawa dan mengajarkan kepada segenap manusia rasa kasih sayang, kepedulian, dan kepenolongan terhadap sesama ciptaan Allah SWT.
“Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam”.
Rahmat untuk Sekalian Alam menegaskan bahwa misi Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam adalah untuk membawa kebaikan, keadilan, dan kasih sayang bagi seluruh makhluk di alam semesta.
Rahmat ini dapat dilihat dalam ajaran-ajaran yang memelihara hubungan kebaikan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia, dengan segenap makhluk ciptaan-Nya serta dengan alam sekitar.
Setidaknya ada beberapa fungsi kerahmatan yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah Muhammad SAW; pertama, rahmat dalam konteks Akhlak dan Perilaku, beliau selalu bersikap lemah lembut, penuh kasih sayang, dan adil kepada sesama manusia, baik kepada muslim maupun non-muslim.
Sikap-sikap mulia ini juga diterapkan kepada hewan dan lingkungan, menunjukkan bahwa ajaran Islam menekankan perbuatan baik kepada seluruh makhluk hidup.
Kedua, rahmat dalam Syariat Islam, Islam diturunkan sebagai agama yang penuh dengan rahmat melalui ajaran-ajaran syariat yang mengatur kehidupan manusia dengan prinsip keadilan, keseimbangan, kerukunan, toleransi dan kasih sayang.
Hukum-hukum dalam Islam bukan untuk menyusahkan manusia, bukan melanggar hak azazi manusia tetapi untuk menjaga kemaslahatan, keberlangsungan, harmonisasi dan mencegah kerusakan di bumi.
Ketiga, rahmat untuk makhluk hiduplain, Nabi Muhammad SAW mengajarkan umatnya untuk berbuat baik kepada semua makhluk, menjaga keseimbangan alam (natural equilibrium), kelestarian alam (natural sustainable), mencegah kerusakan, mencegah penguasaan yang berlebihan dan tidak berlaku zalim terhadap flora dan fauna di tengah-tengah ekosistem.
Nabi Muhammad SAW mengajarkan umatnya untuk tidak menyiksa hewan, menganjurkan untuk memberi mereka makan, melarang membunuh hewan tanpa alasan yang benar.
Bahkan ada kisah tentang seorang wanita yang masuk neraka karena mengurung seekor kucing tanpa memberinya makan.
Keempat, rahmat di Dunia dan Akhirat. Islam mengajarkan bahwa rahmat Allah tidak terbatas pada kehidupan dunia saja, tetapi juga meliputi kehidupan akhirat.
Rasulullah SAW diutus untuk memberi kabar gembira tentang surga bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa, serta memberi peringatan tentang neraka bagi yang menentang kebenaran.
Ajaran Islam ini memberikan harapan bagi manusia untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat.
Ya Allah berikanlah kami kehidupan yang baik di dunia dan kebaikan di akhirat dan lepaskanlah kami dari siksa neraka. Amien Yarabbal alamien. ***
0 Komentar