PADANG, kiprahkita.com – Pernikahan dini, terutama di usia remaja, dapat menimbulkan berbagai masalah dan risiko signifikan bagi pasangan muda. Penyebab pernikahan dini bervariasi, mulai dari perjodohan oleh keluarga hingga pergaulan bebas.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Padang Ermiati, dalam wawancaranya dengan tim Dinas Kominfo Kota Padang, Jumat (3/9/2024).
Ermiati menjelaskan, keberhasilan pernikahan membutuhkan dua orang yang memiliki pemahaman dan kepercayaan yang baik terhadap satu sama lain. Namun, remaja sering kali tidak menyadari berbagai masalah yang akan mereka hadapi setelah menikah di usia dini.
"Pernikahan dini berisiko memunculkan banyak masalah, salah satunya adalah kekerasan dalam rumah tangga. Remaja umumnya belum siap menghadapi realitas kehidupan pernikahan," jelas Ermiati.
Ia menambahkan, penyebab utama pernikahan dini adalah pergaulan yang tidak terkontrol, pergaulan bebas, serta akses informasi yang tak terbatas melalui media digital.
Selain itu, ujarnya, pernikahan dini juga berisiko memengaruhi kesehatan reproduksi, mental, dan psikologis pasangan.
"Pernikahan dini dapat berdampak pada organ reproduksi, dan secara mental mereka belum siap untuk membesarkan anak. Remaja masih cenderung mencari jati diri dan bermain, sehingga pernikahan dini bisa menjadi beban yang berat."
Ermiati menekankan, meskipun ada beberapa kasus di mana pasangan muda sudah siap untuk menikah, sebagian besar pernikahan dini berakhir dengan kegagalan, karena kurangnya pemahaman tentang kehidupan berumah tangga.
"Kebanyakan anak-anak yang menikah dini, belum mengerti tanggung jawab yang ada dalam kehidupan rumah tangga. Hal ini membuat pernikahan mereka tidak bertahan lama," tambahnya.
Untuk mencegah terjadinya pernikahan dini, Ermiati menekankan pentingnya pendekatan komunikasi antara orang tua dan anak. Orang tua perlu memantau pergaulan anak serta mengawasi konten yang mereka konsumsi.
"Komunikasi yang terbuka adalah langkah awal untuk memahami kebutuhan anak. Banyak orang tua tidak menyadari dengan siapa anak mereka bergaul, sehingga penting untuk memperhatikan hal ini," jelasnya.
Ermiati juga menyatakan bahwa kesiapan menikah ditentukan oleh kematangan cara berpikir, mental yang stabil, serta kondisi ekonomi yang baik. Selain itu, memahami latar belakang pasangan juga menjadi faktor penting.
"Sebelum menikah, penting bagi calon pengantin untuk mendapatkan pendidikan pranikah dan parenting. Memahami tanggung jawab sebagai suami dan istri sangat penting agar pernikahan dapat berjalan dengan baik," tutupnya. (kominfopdg)
0 Komentar