YOGYAKARTA, kiprahkita.com - Setiap tanggal 5 Oktober diperingati sebagai Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Tahun 2024 ini, peringatan tersebut menandai ulang tahun ke-79 TNI.
Dalam momen bersejarah ini, sosok Jenderal Soedirman tak terpisahkan sebagai tokoh kunci. Jenderal Soedirman, yang juga seorang kader Muhammadiyah dan pandu Hizbul Wathan, menjadi simbol taktik perang gerilya dan eksistensi TNI.
Taktik perang gerilya yang dipopulerkan oleh Jenderal Soedirman, terinspirasi dari latihan kepanduan Hizbul Wathan (HW) yang diikutinya sejak muda.
Dengan taktik tersebut, Soedirman memimpin pasukan TNI dalam mempertahankan kemerdekaan dari Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948 di Yogyakarta. Pasukannya yang berpindah-pindah melalui sungai, gunung, lembah, dan hutan berhasil memecah konsentrasi musuh, hingga TNI dan rakyat berhasil menguasai medan pertempuran.
Endra Widyarsono, mantan Ketua Umum Kwartir Pusat Hizbul Wathan (Kwarpus HW), menyebut bahwa taktik ini menjadi etos bagi para taruna TNI dalam pendidikan Napak Tilas Rute Panglima Besar Soedirman, yang kadang dikenal sebagai rute Gerilya Jenderal Soedirman.
“Sebelum perang gerilya, Soedirman pernah melakukan kemah Kepanduan Hizbul Wathan dengan berjalan kaki sejauh 200 km dari Cilacap ke Batur (Banjarnegara),” ujar Endra, dikutip dari laman resmi muhammadiyah.or.id.
Selain taktik perang, Jenderal Soedirman juga memiliki etos lain, seperti tidak merusak alam selama gerilya, dan menjaga adab dengan tidak meninggalkan jejak yang merusak di jalan yang dilaluinya.
Semangat inilah yang kemudian diabadikan melalui Napak Tilas Sudirman pada tahun 2018 di Banjarnegara.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir menyampaikan, ada hubungan sejarah khusus antara Muhammadiyah dan TNI.
Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar pertama TNI, katanya, merupakan kader utama Muhammadiyah, sehingga ada kedekatan ideologis antara Muhammadiyah dan TNI. "Di tubuh TNI itu ada jiwa Muhammadiyah," ujarnya.
Haedar berharap TNI dapat terus bekerja secara profesional, maju, dan mampu bersaing di tingkat global. Ia juga optimis, TNI akan mampu mengawal suksesi kepemimpinan nasional dengan menjaga keamanan dan persatuan bangsa.
“Kami percaya bahwa TNI, dengan jiwa patriotisme yang diwariskan Jenderal Soedirman, akan selalu menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelasnya.
Lebih dari itu, ujarnya, dalam memerankan peran strategis dan penting, kami percaya TNI dengan jiwa Sudirman sebagai pendiri dan bapak TNI yang juga kader Muhammadiyah terbaik, senantiasa mengedepankan jiwa patriotisme dan jiwa kenegarawanan, yang melekatkan kepemimpinan bangsa dan negara serta seluruh rakyat Indoenesia di atas kepemipinan apapun.(*/mus)
0 Komentar