PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Pelajar SMA Muhammadiyah (SMAM) Kauman Padang Panjang, selama tiga hari, 16-18 Oktober 2024, mengikuti pelatihan kepemimpinan dan pengkaderan bernama pengkaderan Taruna I.
Kegiatan itu merupakan bagian dari usaha Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR-IPM) setempat, mempersiapkan kader yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan organisasi pelajar yang merupakan bagian dari Persyarikatan Muhammadiyah.
Kepala SMAM Padang Panjang Rusmaida Nasution menjelaskan, pihaknya berupaya memberi dukungan penuh terhadap kegiatan itu, karena menjadi agenda penting sekolah yang dipimpinnya, khususnya di bidang pembinaan kesiswaan.
"Kegiatan kesiswaan merupakan bagian dari dinamika pembinaan kesiswaan. Di SMA Muhammadiyah Padang Panjang, kita menyediakan wadah berhimpun siswa yang bernama IPM. Melalui wadah inilah, kemampuan kepemimpinan dan berorganisasi para siswa kita asah," jelasnya.
Menurutnya, karena menjadi bagian penting dari proses latihan kepemimpinan dan pembinaan karakter siswa, maka Taruna Melati I menjadi kegiatan wajib dan rutin tahunan bagi anggota IPM di SMAM Padang Panjang.
Sepanjang waktu selama tiga hari itu, para peserta dibimbing oleh tim instruktur dan tenaga terlatih yang ditetapkan PR IPM SMAM Kauman. Sedangkan pematerinya berasal dari jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Aisyiyah Padang Panjang Batipuh X Koto (Pabasko).
Para narasumber itu adalah Ketua PDM Musriadi Musanif, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Rusmaida Nasution, Wakil-wakil Ketua PDM Zulkifli, Suharman, dan Muhammad Syafran.
Berikutnya Sekreraris PDA Dwi Dasawarsari, Aktivis Angkatan Muda Muhammadiyah Mona Muslianti, Ely Fitrawati, dan Roni Akbar.
KADER MUHAMMADIYAH
Ketua PDM Musriadi pada kesempatan itu menegaskan, bagi Muhammadiyah pengkaderan menjadi urusan wajib, karena disebut secara langsung dalam Alquran, yakni Surat Annisa' ayat 9.
Mengutip Sistem Pengkaderan Muhammadiyah, Musriadi menjelaskan, tujuan pengkaderan di Muhammadiyah adalah erbentuknya kader Muhammadiyah yang berjiwa Islam berkemajuan, serta mempunyai integritas dan kompetensi untuk berperan dalam Persyarikatan Muhammadiyah, kehidupan umat dan dinamika bangsa serta konteks global.
Dengan demikian, tegasnya, Muhammadiyah bekerja menciptakan kader-kader hebat dan kompeten, muara peruntukannya adalah menjadi kader Muhammadiyah, kader umat, dan kader bangsa
Dengan potensi manusianya yang luar biasa, kata Muhammadiyah, Muhammadiyah sesungguhnya tidak terlalu sulit mencari orang-orang yang akan dikader dan mengikuti pengkaderan.
Tinggal lagi, tegas wartawan utama itu, bagaimana Muhammadiyah bisa menggali potensi dengan maksimal, dan memanfaatkan semua potensi dalam proses kaderisasi.
"Sumber utama kader Muhammadiyah adalah kader biologis dan kader ideologis. Kader biologis adalah orang yang lahir dari keluarga yang sudah menjadi warga Muhammadiyah dan Aisyiyah. Secara otomatis dia sudah termasuk sebagai kader Muhamadiyah," sebutnya.
Sedangkan kader ideologis adalah orang-orang yang bermuhammadiyah. Predikat sebagai kader Muhammadiyah melekat padanya, karena telah mengikuti pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah, ataupun mengikuti proses perkaderan-perkaderan yang ada di Persyarikatan Muhammadiyah.
Proses pengkaderan di luar pendidikan itu, imbuhnya, ditandai dengan tergabungnya ia dalam struktur organisasi Muhamadiyah, mulai dari organisasitom hingga ke majelis-majelis Muhamadiyah.
Organisasi otonom yang memproduk kader-kader Muhammadiyah adalah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pemuda Muhammadiyah (PM), Nasyiyatul Aisyiyah (NA), Pandu Hizbul Wathan (HW), dan Seni Bela Diri Tapak Suci Putera Muhammadiyah.(*)
0 Komentar