Program Imunisasi di Tanah Datar Hadapi Tantangan Berat

TANAH DATAR, kiprahkita.com - Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Tanah Datar Arry Yuswandi menyatakan, di Sumatera Barat, termasuk di Tanah Datar, pemahaman masyarakat terkait vaksin masih rendah. 

Hal ini diperparah dengan banyaknya informasi simpang siur di era digital, terutama melalui media sosial, di mana informasi negatif tentang vaksin lebih dominan dibandingkan informasi positif.

"Pertarungan informasi terkait vaksin masih terjadi. Di Sumatera Barat, masih banyak kelompok masyarakat yang anti-vaksin dengan berbagai alasan, seperti produk non-muslim," ujarnya.

Arry juga menyebut, program imunisasi wajib di Tanah Datar menghadapi tantangan yang cukup berat. 

Saat ini, capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Tanah Datar baru mencapai 35 persen pada triwulan IV, sementara waktu yang tersisa hanya dua bulan. 

Ia menegaskan, proses vaksinasi tidak bisa dilakukan sembarangan, seperti langsung dari vaksin BCG ke vaksin campak.

"Mudah-mudahan, melalui kunjungan kami ke Biofarma, kami dapat meluruskan informasi kepada masyarakat. Sebenarnya, MUI juga diikutsertakan, namun karena alasan tertentu mereka tidak bisa hadir," tambahnya.

Dalam kunjungan tersebut, Arry menjelaskan, Biofarma adalah perusahaan vaksin terbesar di Asia Tenggara, dan penting bagi masyarakat untuk mengetahui, bahwa Indonesia mampu memproduksi vaksin yang telah diekspor ke berbagai negara.

Sebelumnya, Kepala Divisi Manajemen Produksi dan Distribusi Biofarma, Taufik Wilmansyah, menyampaikan bahwa Biofarma sudah berdiri sejak 6 Agustus 1890 di Rumah Sakit Militer Weltevreden Batavia, yang kini menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto di Jakarta.

Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan informasi yang benar mengenai vaksin dapat tersampaikan kepada masyarakat, sehingga tingkat partisipasi dalam program imunisasi dapat meningkat.(prokopimtnd)

Posting Komentar

0 Komentar