Katakan Tidak pada Narkoba: Sinergi Masyarakat dan Aparat demi Masa Depan Generasi Muda
NASIONAL, kiprahkita.com –Indonesia saat ini menghadapi ancaman serius dalam bentuk penyalahgunaan narkoba. Presiden Prabowo Subianto bahkan telah menyatakan bahwa Indonesia dalam status darurat narkoba, mengingat setiap harinya puluhan nyawa melayang akibat zat berbahaya tersebut. Dalam konteks ini, peran pendidikan dan penyuluhan menjadi sangat vital, terutama bagi generasi muda yang rentan terhadap pengaruh lingkungan negatif.
![]() |
Pembahasan darurat narkoba oleh BNN |
Salah satu upaya nyata dalam mencegah penyalahgunaan narkoba datang dari Polres Pesisir Selatan, khususnya melalui kegiatan yang diprakarsai oleh Kasat Resnarkoba AKP Hardi Yasmar, S.H. Ia menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi bahaya narkoba yang digelar di Hotel Hannah Syariah Painan pada 19 Mei 2025. Kegiatan ini menyasar pelajar dan generasi muda Kecamatan IV Jurai, dengan tujuan meningkatkan kesadaran mereka akan bahaya narkoba sejak dini.
Kegiatan ini merupakan kerja sama strategis antara Pemerintah Nagari Painan dan Bamus Nagari, mencerminkan bahwa pencegahan narkoba bukan hanya tugas kepolisian, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Dalam paparannya, AKP Hardi menyampaikan secara detail mengenai jenis-jenis narkoba, dampak yang ditimbulkan, serta sanksi hukum yang mengatur penyalahgunaannya. Penyuluhan hukum ini memberikan pemahaman kepada para pelajar bahwa narkoba bukan sekadar pelanggaran sosial, tapi juga kejahatan serius yang diatur dalam undang-undang.
Pesan paling penting dari kegiatan ini adalah ajakan "Berani katakan tidak pada narkoba." Ungkapan ini bukan hanya slogan, tetapi prinsip hidup yang harus ditanamkan dalam jiwa remaja agar tidak mudah tergoda oleh rayuan sesaat yang membawa kehancuran masa depan. Apalagi, pengguna narkoba tidak hanya berisiko rusak secara fisik dan mental, tetapi juga kehilangan hak sosial dan hukum.
Penting juga untuk dicatat bahwa penyalahgunaan narkoba sering bermula dari pergaulan bebas, tekanan teman sebaya, serta minimnya edukasi sejak dini. Oleh karena itu, kehadiran penyuluhan seperti ini sangat penting untuk membentengi pelajar dari pengaruh tersebut. Dengan memberikan ruang dialog, pemahaman hukum, serta contoh nyata dari kehidupan, aparat kepolisian membuktikan bahwa mereka tidak hanya menindak, tetapi juga mendidik.
Kasat Resnarkoba Polres Pessel juga menyampaikan bahwa pihaknya membuka akses pelaporan dan rehabilitasi bagi masyarakat yang bersinggungan dengan narkoba. Ini menunjukkan bahwa pendekatan mereka tidak hanya represif, tetapi juga restoratif dan humanis. Orang yang terlanjur terjerumus tidak langsung dikriminalisasi, melainkan diberikan jalan untuk pulih dan kembali ke masyarakat melalui rehabilitasi yang manusiawi.
Dukungan terhadap upaya ini juga diperkuat melalui media massa, pemasangan baliho, dan penyebaran pesan-pesan edukatif di ruang publik. Ini menegaskan bahwa perang melawan narkoba harus dilakukan secara komprehensif, berkelanjutan, dan melibatkan seluruh unsur masyarakat, termasuk keluarga, sekolah, lembaga adat, dan tokoh agama.
Pelajar sebagai agen perubahan dan harapan masa depan bangsa harus terus dibimbing agar tidak kehilangan arah. Pemerintah, aparat penegak hukum, dan seluruh masyarakat harus menjadikan pendidikan anti-narkoba sebagai agenda bersama. Karena hanya dengan generasi muda yang sehat fisik dan mental, Indonesia dapat meraih masa depan yang berdaulat, adil, dan sejahtera.
Sosialisasi bahaya narkoba yang digagas oleh Polres Pesisir Selatan bersama Nagari Painan adalah teladan nyata bagaimana pendekatan preventif dapat memberi dampak besar dalam membentengi generasi muda. Ketika aparat dan masyarakat bersinergi, kita semua turut menyelamatkan masa depan bangsa dari kehancuran akibat narkoba. Maka marilah bersama-sama menjaga anak-anak kita, keluarga kita, dan lingkungan kita untuk berani mengatakan: TIDAK PADA NARKOBA.
Berikut adalah fakta-fakta penting mengenai penyalahgunaan narkoba oleh generasi muda di Indonesia, berdasarkan data terkini dan laporan resmi:
1. Usia Pengguna Semakin Muda
Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat bahwa pengguna narkoba kini mulai dari usia 13 tahun, bahkan beberapa kasus ditemukan di tingkat sekolah dasar. Ini menunjukkan bahwa remaja dan anak-anak sekolah menjadi target potensial peredaran narkoba.
2. Pelajar dan Mahasiswa Jadi Sasaran Utama
Menurut survei BNN tahun 2023:
Sekitar 24% pengguna narkoba adalah pelajar dan mahasiswa.
Lingkungan sekolah dan kampus menjadi tempat penyebaran narkoba yang cukup aktif karena tingginya tekanan sosial dan keinginan untuk "mencoba-coba".
3. Alasan Utama: Rasa Ingin Tahu dan Tekanan Teman Sebaya
Banyak remaja terjerumus narkoba karena:
Ingin tahu atau coba-coba (curiosity).
Pengaruh teman sebaya (peer pressure).
Masalah keluarga, stres akademik, dan kurangnya pengawasan orang tua.
4. Jenis Narkoba yang Sering Disalahgunakan
Generasi muda cenderung menyalahgunakan jenis narkoba berikut:
Ganja (marijuana).
Ekstasi (MDMA).
Sabu-sabu (methamphetamine).
Obat-obatan legal yang disalahgunakan, seperti tramadol, dextromethorphan, atau obat batuk mengandung codeine.
5. Narkoba Menyebabkan Kerusakan Otak Remaja
Zat adiktif pada narkoba merusak otak yang masih dalam tahap perkembangan:
Menurunkan daya ingat dan konsentrasi.
Mengganggu fungsi otak bagian pengambilan keputusan dan kontrol emosi.
Memicu depresi, kecemasan, bahkan bunuh diri.
6. Banyak Pengguna Tak Sadar Mereka Kecanduan
Karena beberapa narkoba bekerja secara halus (seperti obat batuk yang disalahgunakan), banyak pengguna muda tidak sadar bahwa mereka sudah kecanduan, sampai mengalami gejala fisik dan psikologis parah.
7. Rehabilitasi Sering Terlambat karena Stigma
Banyak keluarga enggan membawa anaknya ke pusat rehabilitasi karena takut stigma sosial. Padahal, rehabilitasi dini sangat penting untuk menyelamatkan masa depan generasi muda yang terjerumus narkoba.
8. Narkoba Masuk Melalui Dunia Maya
Media sosial, game online, dan aplikasi chatting menjadi media baru peredaran narkoba. Para bandar menggunakan sistem “ranjau” (barang diletakkan di titik tertentu), sehingga transaksi bisa dilakukan tanpa tatap muka.
9. Setiap Hari, 40–50 Orang Meninggal karena Narkoba
Presiden Prabowo Subianto mengingatkan bahwa narkoba menyebabkan 40–50 kematian per hari di Indonesia. Banyak di antaranya adalah pemuda usia produktif.
10. Upaya Pencegahan Terus Ditingkatkan
Pemerintah melalui BNN, kepolisian, sekolah, dan tokoh masyarakat terus menggalakkan:
Sosialisasi dan penyuluhan.
Tes urine acak di sekolah.
Pelatihan guru dan orang tua.
Kampanye media sosial bertema anti-narkoba.
0 Komentar