Ketika ASN Berlari: Menjaga Negeri dari Napas dan Detak Jantung yang Sehat
PADANG PANJANG, kiprahkita.com –Di tengah ritme kerja yang terus berdenyut di kantor-kantor pemerintahan, sejenak para pegawai Dinas Kominfo Padang Panjang meninggalkan meja kerja, menanggalkan jas formal, dan mengganti sepatu pantofel dengan sepatu lari. Di Lapangan Khatib Sulaiman Bancalaweh, Kamis (10/7/2025), mereka bukan sedang berdemo, bukan pula apel pagi, tapi mengikuti tes kebugaran jasmani yang diselenggarakan Puskesmas Bukit Surungan.
![]() |
Petugas Periksa Kesehatan |
Inilah wajah birokrasi yang mulai memahami bahwa melayani rakyat dimulai dari diri yang sehat dan bugar.
ASN yang Bugar, Negara yang Kuat
Pemeriksaan ini bukan sekadar ritual kesehatan tahunan. Lebih dari itu, ini adalah upaya membangun kesadaran bahwa pegawai negeri—sebagai pelayan publik—harus hadir dengan tubuh yang siap, pikiran yang jernih, dan stamina yang terjaga.
Seperti kata Ampera, salah satu peserta sekaligus pejabat Dinas Kominfo, “Orang sehat belum tentu bugar, tapi orang bugar sudah pasti sehat.” Kalimat ini sederhana, namun menyimpan makna yang dalam: bahwa menjadi ASN bukan hanya soal absen pagi dan pulang sore, tapi juga menjaga fisik agar mampu berpikir jernih dan bekerja optimal.
Kesehatan Bukan Sekadar Angka Tekanan Darah
Tes kebugaran yang dilakukan petugas medis Puskesmas Busur diawali dengan pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi. Hanya mereka yang lolos pengecekan dasar yang boleh lanjut ke lari 1.600 meter. Di sinilah tubuh diuji, apakah jantung masih mampu berdetak konsisten, apakah napas masih kuat menopang langkah, dan apakah pegawai yang tiap hari melayani digitalisasi informasi juga siap secara fisik menghadapi tantangan zaman.
Fitria, petugas dari puskesmas, menjelaskan bahwa ini adalah bagian dari skrining rutin untuk OPD di wilayah kerjanya. Ini membuktikan bahwa layanan kesehatan dasar kini tak hanya mengurusi warga, tapi juga menyentuh mereka yang menjadi penggerak kebijakan—pegawai pemerintahan itu sendiri.
Mencegah Sebelum Menyesal
Tak bisa dipungkiri, gaya hidup ASN rentan terhadap pola duduk lama, kurang gerak, dan stres pekerjaan. Maka program seperti ini sejatinya bukan hanya untuk mendeteksi masalah, tapi untuk mencegahnya. Menjaga agar stroke, diabetes, hipertensi, dan penyakit-penyakit metabolik lainnya tak menyergap diam-diam di balik meja kerja yang penuh deadline.
Ini adalah cara bijak negara menjaga mesin pelayannya tetap prima. Karena ASN bukan hanya sumber daya, tapi juga simbol kehadiran negara di tengah masyarakat. Dan negara yang ingin kuat, harus dimulai dari aparatur yang kuat pula—lahir dan batin.
Membudayakan Kebugaran di Lingkungan ASN
Harapan agar tes kebugaran ini dilakukan rutin setiap tahun, seperti yang disampaikan Ampera, adalah ajakan untuk menjadikan gaya hidup sehat sebagai budaya birokrasi. Bukan sekadar kegiatan satu kali, tetapi sebuah tradisi baru. Bahwa pemerintah bukan hanya menuntut kinerja, tapi juga peduli akan keseimbangan hidup para pegawainya.
Bayangkan jika seluruh ASN di Padang Panjang—bahkan di seluruh Indonesia—melakukan hal yang sama. Berlari bersama, tertawa bersama, berkeringat bersama. Di situ akan tumbuh solidaritas, semangat baru, dan kesadaran bahwa kesehatan bukan tanggung jawab pribadi semata, tapi juga institusi dan kebijakan publik.
Karena dari Napas ASN yang Teratur, Lahir Pelayanan Publik yang Terukur
Dari lapangan itu, dari langkah-langkah kecil sepanjang 1.600 meter, lahir sebuah pesan besar: ASN yang sehat adalah fondasi negara yang kuat. Padang Panjang, lewat Puskesmas Busur dan Dinas Kominfo-nya, telah memulainya. Mari kita rawat langkah ini. Sebab birokrasi yang tangguh tak hanya dibangun dari sistem digital atau regulasi, tapi juga dari jantung-jantung yang berdetak sehat dan tubuh-tubuh yang sanggup bergerak jauh. (Yus MM/BS*)
0 Komentar