Prosesi Hoyak Tabuik Dimulai

Prosesi maambiak tanah dalam iven hoyak tabuik.(kominfo prm)

PARIAMAN, kiprahkita.com - Sebuah perhelatan tradisi masyarakat di Pariaman pun dimulai. Itulah hoyak tabuik yang kini dikembangkan menjadi Festival Hoyak Tabuik Budaya Piaman.


Sebagaimana tata urutan pelaksanaannya yang sudah berjalan bertahun-tahun, prosesi diawali dengan maambiak tanah (mengambil tanah). Tahun 2023 ini, maambiak tanah dilakukan pada 19 Juli kemarin, bertepatan dengan 1 Muharram 1445 Hijriyah.


Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman Ferialdi mengatakan, rangkaian acara Tabuik, dimulai pada Rabu (19/7) dan akan beakhir pada 30 Juli 2023 nanti.


Maambiak Tanah dilaksanakan di dua tempat. Untuk Tabuik Pasa, melaksanakan prosesi ini di aliran sungai kecil di Kelurahan Alai Galombang, sementara Tabuik Subarang, melaksanakan prosesinya di aliran sungai Batang Piaman di Desa Pauh Timur, yang sama-sama berada di Kecamatan Pariaman Tengah.


BACA PULA


“Prosesi Festival Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman 2023 telah dimulai, dimana untuk prosesi pertama yang dilakukan adalah Maambiak Tanah, yang dilakukan dua anak nagari, Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang, bertepatan dengan 1 Muharram 14445 Hijriyah,” ujarnya, dikutip dari Media Center Dinas Kominfo Kota Pariaman.


Sebagaimana diberiakan sebelumnya, Walikota Pariaman Genius Umar mengajak semua pihak untuk menyukseskan event terbesar itu, karena akan berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat.


Pada pesta Hoyak Tabuik 2022, sedikitnya dikunjungi 250 ribu orang. Nulai transaksi selama pesta ditaksir melebihi angka Rp50 miliar.


Tabuik ini adalah budaya, bukan sebuah ritual keagamaan, yakni suatu warisan budaya berbentuk ritual atau upacara yang berkembang di Pariaman sejak tahun 1800-an silam.


Pada awalnya, tabuik merupakan upacara atau perayaan mengenang kematian Husain Bin Ali Bin Abithalib, yakni cucu Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini dilaksanakan setiap 1 hingga 10 Muharram penanggalan Islam. Namun kemudian berkembang menjadi pertunjukkan budaya khas Pariaman, sehingga acara puncak tabuik pun bisa jatuh tanggal 11 atau 12 bahkan 13 Muharram.


Tabuik secara fisik merupakan benda berbentuk bangunan menara dengan tinggi sekitar 10-12 meter. Kerangka Tabuik terbuat dari kayu, bambu dan rotan. Kerangka ini kemudian dilapisi dengan kertas warna-warni dan kain beludru.


Struktur Tabuik terdiri dari puncak tabuik, burak, bungo salapan, biliak-biliak, gomaik, pasu-pasu, tonggak atam dan tonggak miring.(kominfo prm; ed. mus)

Posting Komentar

0 Komentar