![]() |
Dr. Jasra Putra, M.Pd. |
JAKARTA, kiprahkita.com - Kualitas udara di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang membutuk, membuat semua pihak dituntut untuk waspada.
Bila Pemprov DKI Jakarta mempertimbangkan untuk kembali menerapkan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH), maka kegiatan belajar mengajar di sekolah, sepatutnya pula menerapkan belajar dari rumah.
"Anak anak tidak sekuat orang dewasa. Bila mereka mengalami sakit, tak mudah mendeskripsikan atau menjelaskan. Kebutuhan bermainnya, kadang mengalahkan apa yang dirasanya," kata Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Dr. Jasra Putra, M.Pd.
Menurut Jasra, mereka perlu diselamatkan dalam polusi udara ekstrim dan suhu tinggi di Jakarta. Saya kira, ujarnya, seruan banyak orang agar orang dewasa WFH sangat baik ya, begitu juga anak-anak. Sambil menunggu udara normal kembali.
Hak kesehatan anak penting diupayakan sejak dini, menurutnya, sebagaimana cita-cita Undang-Undang Kesehatan yang baru, agar anak-anak memiliki modal kesehatan yang tinggi sejak dalam kandungan.
"Saya kira Indonesia sudah punya pengalaman WFH. Sekolah pun sudah menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar yang mengatur sekolah bisa di sekolah dan luar sekolah. Sehingga lebih baik mencegah daripada mengobati," ucapnya.
Kita berharap, kata Jasra, anak-anak juga diajak aktif menjadi pengurang dampak polusi udara ekstrim ini. Kondisinya sekarang, tegasnya, suhu tinggi dan polusi udara. Sehingga masing-masing sekolah punya peran mengurangi dampak bencana, ikut aktif menyelamatkan anak anak dan lingkungan.
Manusia juga harus ramah terhadap lingkungan dan kelestariannya, untuk mewarisi masa depan yang lebih baik, lingkungan yang lebih ramah untuk anak anak kita.
"Saya kira segala upaya mengurangi asap polusi udara yang membahayakan ini, perlu dilakukan, termasuk menurunkan angka prevalensi perokok anak. Agar bebar benar anak terbebas dari polusi udara sekitar," ucapnya.(mus)
0 Komentar