![]() |
Lampion menyemarakkan Pawai Telong-telong di Padang.(kominfo pdg) |
PADANG, kiprahkita.com - Jejak sejarah Kota Padang, Sumatera Barat, amatlah panjang. Sudah 354 tahun dilalui. Lebih dari tiga setengah abad. Mengulang dan merefleksi kembali sejarah keberadaannya, tentu menjadi menarik bila dikemas dengan kreatif.
Salah satu cara yang hampir rutin dilaksanakan setiap tahun adalah Pawai Telong-telong. Refleksi sejarah perjuangan pahlawan Kota Padang itu, dilaksanakan dengan melibatkan seluruh etnis yang mendiami kota di pantai barat Sumatera menghadap Samudera Indonesia itu.
Pada pawai dilaksanakan Ahad (6/8) kemarin, ribuan masyarakat tumpah ruah menyaksikan event tersebut di Lapau Panjang Cimpago. Walikota Padang Hendri Septa dan sejumlah pemuka masyarakat, ikut berbaur bersama warga/
Kegiatan diawali dengan pertunjukan pemusik jalanan, penampilan tari campur sari, dan beragam atraksi seni budaya lainnya. Setelah itu, iring-iringan telong-telong yang mewakili sebelas kecamatan itu pun memasuki gelanggang.
Wako Hendri menyambut iring-iringan peserta pawai, setelah meresmikan kegiatan yang diandai dengan pemukulan gendang dan kembang api. Lalu, melepas puluhan lampion terbang ke langit.
Saat memberikan sambutan, Hendri menjelaskan, Pawai Telong-Telong merupakan sejarah penting bagi Kota Padang, karena Belanda tidak menduga akan diserang oleh pahlawan.
“Ini adalah momen sejarah 354 tahun yaitu pada tanggal 6 Agustus 1669. Di mana pahlawan Kota Padang berupaya untuk mengusir penjajahan Belanda dari buminya Kota Padang,” ucapnya, dikutip dari publikasi Dinas Kominfo Kota Padang.
Pawai Telong-telong memiliki nuansa perjuangan, karena terkait pula dengan peringatan HUT RI ke-78. Tidak sedikit pula pahlawan di Kota Padang yang gugur, ketika harus merebut kemerdekaan dari penjajahan Belanda, dan mempertahan kemerdekaan dari agresi penjajah.
"Kita berdiri tegak di tanah perjuanga dan pengorbanan dari para leluhur. Kita harus bisa menghargai jasa para pahlawan. Para pahlawan rela mengorbankan dirinya demi meraih kemerdekaan," ujarnya.
Menurut Wako, dengan pengorbanan yang berdarah-darah, tangisan untuk merebut kemerdekaan dari penjajah. Adapun cara generasi muda menghargai jasa pahlawan dengan meraih prestasi dan pembangunan.(kominfopdg/charlie; ed. mus)
0 Komentar