![]() |
Taufiq Ismail bersama istri; Ny. Ati Taufiq Ismail.(dok musriadi) |
JAKARTA, kiprahkita.com - Dari Pemerintah Republik Indonesia, Taufiq Ismail menerima penghargaan tertinggi di bidang budaya. Namanya Bintang Budaya Parama Dharma.
Penghargaan itu diserahkan Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, pada Senin 16 Agustus 2016. Ini merupakan tanda kehormatan tertinggi dari pemerintah Indonesia, diberikan kepada orang-orang yang dinilai cakap, berjasa besar di bidang budaya, serta memiliki budi pekerti terbaik. Penghargaan ini setingkat bintang jasa utama, dan diberikan tanpa kelas.
“Saya sangat terharu atas penghargaan yang diberikan pemerintah itu. Ini merupakan penghargaan besar untuk dunia sastra dan budaya Indonesia yang akhir-akhir ini kembali tumbuh dengan baik,” ujar Taufiq, seraya menambahkan bahwa beliau sebelumnya tidak menyangka akan mendapat penghormatan dari negara, melalui Surat Keputusan Presiden RI Nomor 66 Tahun 2016 tanggal 10 Agustus 2016 tersebut.
Begitu usai menerima penghargaan, Taufiq langsung teringat dengan seluruh anak bangsa ini. Peristiwa pemberian penghargaan itu diharapkan menjadi motivasi bagi sastrawan, penyair, budayawan, dan generasi muda guna menghasilkan karya terbaik untuk negeri ini.
Selain dari pemerintah Republik Indonesia,, beliau juga banyak menerima anugerah gelar sebagai sastrawan, dari Australia, Amerika, Eropa, Thailand dan Malaysia. Taufiq meraih gelar doktor honoris causa Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2003 dalam pendidikan sastra, dan dari Universitas Indonesia pada tahun 2009 dalam bidang sastra.
![]() |
Oleh Musriadi Musanif Korda Singgalang Tanah Datar |
Menulis adalah hidup Taufiq sehari-hari. Puisi menjadi nafasnya, sementara sastra adalah detak jantungnya.
“Ibu adalah sumber inspirasi saya. Saya terpana dan terpukau tatkala membaca puisi karya ibu di sebuah majalah. Beliau tamatan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang. Selain ibu, saya terjun ke dunia puisi juga atas dorongan sang ayah. Beliau adalah seorang penulis dan dai,” ujar Taufiq.
Jo Puisi, Denai… mengungkapkan semua hal tentang kehidupan. Kini, puisi fenomenal itu sudah hadir di dunia selama 58 tahun dan tetap relevan, di tengah kondisi zaman yang oleh sebagian kalangan dipandang penuh karut-marut.
Puisi itu sudah bisa dipahami bagi pengguna 80 bahasa di dunia, dengan ratusan negara yang menggunakan bahasa tersebut.
Sang penyair besar yang menulis puisi itu, segera akan memasuki usia 88 tahun. Beliau masih terus menulis puisi, mempublikasikannya, membacakannya, dan menjadikannya sebagai persembahan terindah untuk manusia.
Semoga Allah memberi umur panjang, menjaga kesehatan, dan memberi kekuatan kepada beliau, sehingga puisi tetap eksis sebagai wadah ekspresif terhadap semua lini kehidupan. Selamat ulang tahun ke-88 Bapak Taufiq Ismail.
Jo Puisi, Denai….menyuarakan kebenaran, ketulusan hati, kesungguhan, dan keikhlasan dalam rangka mewujudkan manusia yang bahagia dari dunia sampai akhitat kelak.***
ARTIKEL SEBELUMNYA
0 Komentar