![]() |
infopublik.id |
JAKARTA, kiprahkita.com - Beberapa tahun terakhir, gempa bumi makin sering terjadi di Indonesia. Aktivitasnya pun mengalami peningkatan. Sejak 2013, rata-rata meningkat hinga 10 ribu kali lipat dalam setahun.
Guru Besar Geologi UGM Wahyu Wilopo, sebagaimana diberitakan infopublik.id mengatakan, posisi Indonesia sebaai Cincin Api Pasifik, menjadi pemicu tingginya peristiwa gempa. Ditambah pula dengan poisisnya pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia.
Menurutnya, Indonesia harus mampu menerapkan prinsip pendekatan perencanaan di daerah rawan gempa bumi. Pertama, mengumpulkan informasi bahaya patahan aktif yang akurat. Kedua, rencanakan untuk menghindari bahaya zona patahan sebelum pengembangan dan pembagian ruang.
Ketiga, ujarnya, mengambil pendekatan berbasis risiko di wilayah yang sudah dikembangkan atau ditempati. Dan keempat, komunikasikan risiko di kawasan terbangun pada zona patahan.
"Untuk daerah yang telah dihuni perlu adanya penguatan gedung, peningkatan ketangguhan, dan kesiapsiagaan masyarakat," terangnya.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Prof. Dwikorita Karnawati mendorong kementerian/lembaga, perguruan tinggi, dan praktisi kebencanaan memperkuat knowledge management bencana alam di Indonesia.
"Pelibatan ahli, pakar, dan peneliti dari berbagai institusi dan perguruan tinggi tentunya akan semakin memperkuat BMKG, terutama terkait dengan kajian dan analisis yang dihasilkan," tuturnya.
Kepala Pusat Gempa Nasional BMKG Dr. Daryono mengungkapkan, gempabumi Sumedang memberi Indonesia sejumlah pelajaran penting, diantaranya, pertama, pentingnya mitigasi konkret dengan mewujudkan bangunan dengan struktur kuat dan Rencana Tata Ruang Wilayah yang aman, berbasis risiko gempabumi.
Kedua, mitigasi gempabumi juga sangat penting meski di wilayah dengan aktivitas kegempaan rendah. Ketiga, Gempa Sumedang memberi pesan agar tidak mengabaikan setiap gempa kerak dangkal, meskipun magnitudonya kecil.
Dan, keempat gempabumi Sumedang memberi pesan akan pentingnya kesiapsiagaan (preparedness) terhadap bencana gempabumi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. (infopublik.id/bmkg.go.id)
0 Komentar