PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Gunung Marapi, salah satu gunung api aktif di Provinsi Sumatera Barat, kembali menunjukkan aktivitas erupsi dalam beberapa hari terakhir.
Menurut laporan dari Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi Bukittinggi Ahmad Affandi, sejak Sabtu (10/2) hingga Senin (12/2), tercatat serangkaian kejadian erupsi dan gempa vulkanik.
Pada Sabtu terjadi beberapa kali erupsi dengan amplitudo yang bervariasi. Tinggi kolom erupsi tidak teramati secara visual, namun aktivitas tercatat dalam seismograf.
Sementara itu, pada Ahad (11/2), aktivitas erupsi juga terjadi dengan intensitas yang cukup signifikan. Meskipun tinggi kolom erupsi tidak teramati, namun rekaman seismograf menunjukkan adanya aktivitas.
Hingga pagi ini, Senin (12/2), tercatat beberapa kejadian gempa dan letusan, meskipun secara visual tidak teramati tinggi letusan dan warna abu. Hal ini mengindikasikan, Gunung Marapi masih dalam proses aktivitas vulkanik yang perlu diwaspadai.
Ada dua kali gempa Letusan/Erupsi, 13 kali gempa Hembusan, satu kali gempa Vulkanik Dangkal, satu kali gempa Tremor Menerus
Laman Magma Indonesia menginformasikan, sepanjang Ahad (11/2), sedikitnya tercatat dua kali gempa Letusan/Erupsi, 26 kali gempa Hembusan, satu kali gempa Hybrid/Fase Banyak, dua kali gempa Vulkanik Dangkal, dan daua kali gempa Vulkanik Dalam.
Lalu, ada tiga kali gempa Tektonik Lokal, tiga kali gempa Tektonik Jauh, dan satu kali gempa Tremor Menerus.
Informasi yang beredar di Grup WhatsApp (GWA) Siaga Bencana, sejak Marapi erupsi besar pada 3 Desember 2023 sekitar pukul 15.40 WIB, dan mengakibatkan korban meninggal sebanyak 24 orang, 10 Februari 2024, sedikitnya telah terjadi 158 letusan dan 1.028 hembusan.
Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, tidak jauh dari Kota Padang Panjang dan Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat, saat ini berstatus Siaga atau Level III.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan sejumlah langkah pencegahan kepada masyarakat sekitar Gunung Marapi:
1. Tidak memasuki dan melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek).
2. Waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar, terutama di saat musim hujan.
3. Menggunakan masker penutup hidung dan mulut, serta perlengkapan lainnya, saat terjadi hujan abu, untuk melindungi diri dari gangguan saluran pernapasan dan perlindungan lainnya.
4. Menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, dengan tidak menyebarkan informasi palsu (hoax) dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah.
5. Berkoordinasi dengan PVMBG di Bandung atau Pos Pengamatan Gunung Marapi di Bukittinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi.
6. Memantau perkembangan aktivitas Gunung Marapi melalui aplikasi android Magma Indonesia, website Magma Indonesia, serta media sosial PVMBG.
Dengan adanya rekomendasi ini, diharapkan masyarakat dapat tetap tenang dan waspada menghadapi potensi bahaya yang mungkin timbul akibat aktivitas Gunung Marapi.(mus)
0 Komentar