Cadangan Pangan Indonesia Belum Siap Hadapi Tantangan Global

JAMBI, kiprahkita.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy mengungkapkan, cadangan pangan Indonesia belum cukup kuat untuk menghadapi tantangan global.

Tantangan global terasa kian nyata itu, di antaranya perubahan iklim dan konflik internasional. Hal ini ditengarai menadi salah satu faktor penyebab rendahnya produksi pangan dalam negeri.

“Jika terjadi krisis global, cadangan pangan Indonesia saat ini mungkin hanya bisa bertahan dua minggu. Kondisi ini berbeda dengan negara seperti China yang dapat bertahan hingga enam bulan,” ujar Audy saat menjadi pembicara utama dalam Seminar Nasional Ke-VI Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Rabu (16/10/2024).

Dalam seminar yang mengusung tema "Implementasi IPTEK Peternakan, Perikanan, dan Veteriner dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional", Audy menekankan pentingnya peningkatan produksi pangan lokal melalui kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha. 

Ia juga menyoroti peran teknologi dan inovasi, sebagai instrumen utama dalam mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.

“Hakikat teknologi adalah memudahkan, sementara inovasi adalah upaya pembaruan. Jika keduanya dikombinasikan, hasilnya akan lebih baik untuk mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan di Indonesia,” jelas Audy.

Audy menambahkan, implementasi teknologi dan inovasi di sektor peternakan dapat diwujudkan melalui pembentukan bank pakan ternak, riset, dan perancangan kebijakan. 

Semua pihak, baik pemerintah, akademisi, maupun pelaku usaha, harus bekerja sama untuk memastikan ketersediaan pakan ternak yang optimal.

“Memastikan ketersediaan pakan ternak dapat dilakukan dengan membentuk bank pakan, dan pengembangannya dapat dirumuskan melalui riset genetika lokal,” katanya.

Rektor Universitas Jambi Helmi menyampaikan, tema seminar ini sejalan dengan program strategis yang tengah digagas oleh pemerintah pusat untuk periode 2024-2029, yakni mewujudkan ketahanan pangan nasional. 

Pihak perguruan tinggi, khususnya Fakultas Peternakan, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Teknologi, siap bersinergi dengan pemerintah untuk mewujudkan program ini.

“Partisipasi perguruan tinggi sangat penting dalam mendukung program ketahanan pangan, dan kami siap bersinergi dengan pemerintah,” ujar Helmi.

Selain Audy, seminar ini juga menghadirkan narasumber lain seperti Herpandi dari Universitas Sriwijaya, Bayu Rosadi dari Universitas Jambi, dan Meilina Waty Aritonang dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Provinsi Jambi. 

Diharapkan, seminar ini dapat mendorong inovasi dan kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan pelaku usaha untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.(adpsb)

Posting Komentar

0 Komentar