Kolaborasi Strategis UNP dan Pulitzer Center: Menyemai Jurnalisme Lingkungan untuk Generasi Masa Depan
PADANG, kiprahkita.com –Di tengah krisis iklim dan kerusakan lingkungan yang kian nyata, kebutuhan akan jurnalis yang mampu menyuarakan isu lingkungan secara mendalam dan bertanggung jawab menjadi semakin mendesak. Dalam konteks inilah, kolaborasi antara Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Padang (UNP) dan Pulitzer Center menjadi langkah progresif yang patut diapresiasi.
Pada Rabu, 25 Juni 2025, mereka resmi meluncurkan silabus mata kuliah Jurnalisme Lingkungan, sebuah terobosan akademik yang menandai komitmen terhadap pendidikan jurnalis yang peduli dan berpihak pada bumi. Kegiatan itu, merupakan implementasi program bertajuk Green Voice Matters yang fokus pada pembelajaran jurnalisme lingkungan.
Kerjasama ini diinisiasi oleh Evelynd, SIKom.,M.Comn.&MediaSt, dosen prodi Ilmu Komunikasi UNP dengan pihak Pulitzer Center yang membuka peluang untuk menjadi prodi pertama di Sumatera Barat yang mendorong keterlibatan generasi muda dalam menyuarakan isu-isu ekologi melalui kerja jurnalistik yang mendalam, kontekstual, dan berbasis etika.
![]() |
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Padang (UNP) dan Pulitzer Center |
Jurnalisme Lingkungan: Lebih dari Sekadar Peliputan
Jurnalisme lingkungan bukan hanya tentang melaporkan bencana alam atau perubahan iklim. Ia adalah bentuk jurnalisme yang menghubungkan sains, kebijakan, dan kehidupan masyarakat. Lewat pendekatan berbasis data, narasi yang kuat, dan investigasi yang tajam, jurnalis lingkungan berperan penting dalam membongkar ketidakadilan ekologis, seperti pencemaran yang berdampak pada komunitas rentan, deforestasi ilegal, atau eksploitasi sumber daya alam.
Dengan menghadirkan mata kuliah ini, UNP memperluas cakrawala mahasiswa komunikasi—mereka tidak hanya belajar teknik peliputan, tetapi juga memahami kerangka etika, politik, dan sosial dalam isu lingkungan.
Dalam sambutannya, AB Sarca Putera, MA selaku Koordinator Prodi Ilmu Komunikasi UNP menyampaikan penghargaan kepada Pulitzer Center atas kepercayaan dan dukungan yang telah diberikan. Ia menegaskan bahwa inisiatif ini bukanlah eksklusivitas milik UNP, melainkan kontribusi bersama untuk pengembangan jurnalisme pendidikan yang relevan dengan tantangan zaman.
“Mata kuliah ini adalah ruang strategis untuk menampung pandangan generasi Z terhadap krisis lingkungan,” ujarnya.
Peran Pulitzer Center: Penguatan Kualitas dan Jejaring Global
Pulitzer Center adalah lembaga nirlaba internasional yang mendanai liputan jurnalistik di berbagai isu global, termasuk krisis iklim dan keberlanjutan. Kolaborasi ini membuka peluang besar bagi sivitas akademika UNP untuk mengakses sumber daya internasional—baik dalam bentuk pelatihan, pendanaan liputan, hingga peluang publikasi.
Kerja sama ini sekaligus menjadi pintu masuk bagi mahasiswa dan dosen UNP untuk menjadi bagian dari jaringan jurnalis dan akademisi global yang berfokus pada peliputan berbasis solusi (solutions journalism).
Mempersiapkan Generasi Jurnalis Masa Depan
Melalui silabus ini, mahasiswa akan belajar tentang: Dasar-dasar ekologi dan sains lingkungan, Teknik liputan investigasi isu lingkungan, Etika peliputan konflik sumber daya alam, Visualisasi data lingkungan, Studi kasus jurnalisme lingkungan di Indonesia dan dunia.
Dengan bekal ini, lulusan Ilmu Komunikasi UNP tidak hanya siap menjadi jurnalis profesional, tapi juga agen perubahan yang dapat mendorong kesadaran ekologis di masyarakat.
Langkah Kecil, Dampak Besar
Langkah UNP dalam menyusun kurikulum Jurnalisme Lingkungan bersama Pulitzer Center menunjukkan bahwa dunia akademik tidak boleh pasif di tengah krisis global. Pendidikan adalah fondasi perubahan. Dengan mempersiapkan generasi jurnalis yang kritis, peduli, dan kompeten, kita sedang menanam benih harapan untuk masa depan yang lebih hijau dan adil.
Grenti Paramitha, Manajer Pendidikan Pulitzer Center, menyampaikan bahwa Pulitzer merasa menjadi bagian penting dalam mendukung jurnalisme lingkungan di ranah global, termasuk di Sumatera.
“Pulitzer mencatat lebih dari 80 laporan yang telah dihasilkan di wilayah ini, yang berangkat dari perspektif tapak dan pengalaman langsung para jurnalis,” jelasnya.
Agenda acara meliputi pemutaran video rekap kegiatan kuliah umum, FGD, dan workshop sebelumnya, serta presentasi silabus oleh tim dosen Prodi Ilmu Komunikasi UNP.
Evelynd, sebagai penginisiasi silabus, menjelaskan bahwa mata kuliah ini mencakup lima kajian utama: konsep lingkungan, jurnalisme lingkungan, etika dan tantangan, tren jurnalisme lingkungan, serta produksi karya jurnalistik. Kurikulum juga mengintegrasikan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (PjBL), serta menghadirkan praktisi eksternal untuk membahas tren seperti data jurnalisme dan investigasi.
Dalam bedah silabus dimoderatori Ayu Adriyani, M.Sc., turut hadir Prof. Ana Nadhya Abrar (UGM), Prof. Abna Hidayati (UNP), Febrianti (Tempo/Pulitzer Fellow), dan Rus Akbar (Mentawai Kita/Pulitzer Fellow).
Penting memandang jurnalisme lingkungan sebagai bidang keilmuan yang strategis dan perlu digali secara teknis dengan proporsi pembelajaran yang selaras dengan pencapaian pembelajaran lulusan (CPL). Praktisi sudah seharusnya mendorong mahasiswa untuk menguasai narasi jurnalistik, mengkritisi isu secara tajam, dan mengembangkan literasi data dalam peliputan lingkungan.
Pada sesi kegiatan, diumumkan pula pemenang Kompetisi Penulisan Op-Ed dengan kategori Best Op-Ed Writing diraih kelompok yang mengangkat judul “Ironi Legalitas: Ketika Izin Menjadi Tiket Kehancuran Lingkungan”. Kategori Honorable Mention diberikan kepada kelompok yang menulis “Tambang Sirtukil Meninggalkan Jejak, Batang Anai Jadi Korban”. Peluncuran resmi silabus oleh perwakilan Pulitzer Center, Koordinator Prodi Ilmu Komunikasi UNP, ASPIKOM Sumatera Barat, serta organisasi mitra dan sesi foto bersama, jamuan makan siang bersama menjadi penutup kegiatan. (Yus MM/BS)
0 Komentar