PADANG PANJANG, kiprahkita.com - Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat Dr. Bakhtiar, menyoroti kebijakan pemerintah dalam pengelolaan pendidikan, terutama terkait zonasi dan kewajiban menerima semua siswa di sekolah negeri.
Menurutnya, kebijakan ini berpotensi mematikan sekolah-sekolah swasta. "Kita prihatin dan sedih dengan kebijakan pemerintah yang membuat sekolah swasta terancam mati. Semua calon siswa disedot oleh sekolah negeri, sehingga sekolah swasta yang telah berdiri puluhan tahun pun terancam gulung tikar," ujar Bakhtiar, Jumat (13/9), di Aula Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang.
Pernyataan ini disampaikan dalam pidato iftitah pada rapat kerja pesantren Muhammadiyah se-Sumatera Barat, yang dihadiri oleh para mudir dan Badan Pembina Pesantren (BPP).
Bakhtiar menekankan, Muhammadiyah tidak boleh menyerah pada kebijakan ini, melainkan harus melakukan berbagai terobosan dan inovasi. Salah satu solusinya adalah dengan membuka sekolah berasrama, yang tidak hanya menarik siswa dari lingkungan sekitar sekolah.
Ia juga menekankan pentingnya percepatan pengembangan amal usaha Muhammadiyah, di antaranya dengan mendorong Pesantren Kauman untuk mencapai level internasional.
BERITA TERKAIT
- Pesantren Muhammadiyah se-Sumbar Raker di Kauman
- Lima Institusi Malaysia Dukung Pesantren Kauman
- USIM Sukses Bimbing Santri Kauman
"Kauman sudah berada di peringkat atas dan kini mendapat dukungan dari lima institusi di Malaysia. Tantangan luar biasa menanti kita. Oleh karena itu, BPP dan mudir harus bersatu, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri," tegasnya.
Mulai saat ini, tegasnya, pimpinan pesantren harus bersatu dengan BPP dan tunduk pada aturan persyarikatan. "Perkembangan dunia sudah sangat cepat, kita tidak bisa hanya bangga dengan sejarah. Muhammadiyah harus membuka diri, revitalisasi sepuluh Pesantren Muhammadiyah tak bisa dihindari," ucapnya.
Sementara itu, Mudir Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang Dr. Derliana menyatakan, pesantrennya terus berupaya menuju pesantren bertaraf internasional.
"Sebagian besar persyaratan telah terpenuhi, dan kami berharap pada tahun 2028, Kauman dapat diresmikan sebagai pesantren internasional. Tentu kami membutuhkan dukungan penuh dari segenap jajaran pimpinan persyarikatan," ujarnya.
Penjabat Walikota Padang Panjang melalui Penjabat Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Winarno, dalam sambutannya mendukung penuh upaya Muhammadiyah untuk menciptakan kader-kader dan tokoh bangsa.
"Jejak perjuangan Muhammadiyah di Padang Panjang sangat luar biasa. Raker ini diharapkan menghasilkan ide dan program unggulan untuk mempercepat kemajuan pesantren Muhammadiyah se-Sumbar, dengan Kauman sebagai titik tolaknya," ujar Winarno.
Ia menambahkan, antangan zaman yang semakin berat, terutama dengan perkembangan teknologi, membutuhkan kekuatan dari pesantren agar tetap menjadi pilihan utama.
"Dampak positif teknologi ada, tapi perlu kita kaji secara mendalam agar pesantren dapat memanfaatkannya secara maksimal," tutupnya.(mus)
0 Komentar