BERITA TERKAIT
- Nagari-nagari Rawan Terdampak Erupsi Marapi
- Kawah Marapi Berapi-api Saat Erupsi
- Gunung Marapi Erupsi Setiap Setengah Jam
BUKITTINGGI, kiprahkita.com - Turunnya tingkat aktivitas dari Level III Siaga ke Level II Waspada, tidak berarti erupsi dan kegempaan Gunung Marapi berhenti.
Buktinya, sepanjang Sabtu (31/8), terpantau secara visual dari Padang Panjang, gunung api yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar itu mengalami satu kali erupsi dan 15 kali hembusan.
"Terjadi erupsi Gunung Marapi pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024, pukul 08:23 WIB. Tinggi kolom letusan teramati lebih kurang 400 merer di atas puncak atau 3291 meter di atas permukaan laut (mdpl)," jelas Pengamat Gunung Api Marapi PVMBG Bukittinggi Ahmad Rifandi dan Trian Ahmadi.
Menurutnya, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 2.8 mm dan durasi 150 detik.
Selain satu kali erupsi dan 15 kali hembusan itu, aktivitas Marapi yang tercatat secara instrumental juga adanya dua kali gempa Tektonik Lokal, 2 kali gempa Tektonik Jauh, dan satu kali gempa Tremor Menerus.
Menurut laporan yang dirilis pada laman Magma Indonesia, aktivitas Marapi sepanjang Jumat (30/8) tercatat 19 kali gempa Hembusan, satu kali gempa Vulkanik Dalam, 2 kali gempa Tektonik Jauh, dan satu kali gempa Tremor Menerus.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan beberapa rekomendasi penting, terkait aktivitas Gunung Marapi itu.
Berikut adalah poin-poin penting yang harus diperhatikan oleh masyarakat sekitar dan pihak terkait:
1. Pembatasan Aktivitas di Radius 3 km
PVMBG menegaskan bahwa masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan memasuki atau melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas, yaitu Kawah Verbeek di Gunung Marapi. Langkah ini diambil untuk menjaga keselamatan dari potensi bahaya yang mungkin terjadi.
2. Kewaspadaan terhadap Ancaman Lahar
Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran, atau bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi diminta untuk selalu waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar, terutama saat musim hujan. Lahar dapat terjadi secara tiba-tiba dan berpotensi membahayakan warga sekitar.
3. Penggunaan Masker dan Perlindungan dari Abu Vulkanik
Masyarakat di sekitar Gunung Marapi disarankan untuk menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit dari abu vulkanik. Jika terjadi hujan abu, warga juga diimbau untuk segera mengamankan sarana air bersih dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang menumpuk agar tidak roboh.
4. Menjaga Kondusivitas dan Menghindari Penyebaran Hoax
PVMBG mengingatkan masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan seluruh pihak untuk menjaga suasana tetap kondusif. Masyarakat diminta untuk tidak menyebarkan narasi bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Sebagai langkah antisipasi, warga diharapkan selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.
PVMBG terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Marapi dan akan memberikan informasi lebih lanjut jika terjadi perubahan situasi yang signifikan. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada, serta mengikuti petunjuk dari pihak berwenang untuk menjaga keselamatan bersama. (mus)
0 Komentar