Drs. H. Apris, MM |
PADANG, kiprahkita.com - Tokoh muda nasional asal Sumatera Barat, Dr. Suhardin, dijadwalkan akan memimpin pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Dai Komunitas, Jumat-Sabtu (6-7/9), di Padang.
Berbeda dengan dai atau mubaligh pada umumnya, dai komunitas berhadapan dengan 'audiens' yang khas. Mereka ada di lorong-lorong kota, tempat-tempat elit, daerah terpencil, dan kelompok-kelompok tertentu.
"Bimtek ini adalah kebutuhan yang harus dilakukan, dalam rangka untuk beradaptasi dengan berbagai perkembangan," ujar Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatra Barat Drs. H. Apris, MM, Kamis (5/9), di Padang.
Menurutnya, profesionalisasi dakwah, dilakukan dengan pemanfaatan teknologi dalam dakwah, peningkatan kompetensi juru dakwah dalam penggunaan teknologi, dan penguatan ideologi dalam menghadapi dialogis peradaban yang berlangsung di tengah kehidupan.
Apris menjelaskan, kemajuan teknologi informasi, perubahan sosial, dinamisasi dan dialektika idelologi, menuntut inovasi manajemen dakwah agar dapat beradpatasi dengan kemajuan.
- BERITA TERKAIT
- Komunitas Strategi Dakwah Alternatif
- LDK PP Muhammadiyah Adakan ToT Regional I Sumatera
- Kegiatan ToT LDK PP Muhammadiyah Berlangsung dengan Gembira
"Dakwah yang tidak adaptif dengan dinamika perubahan sosial, akan mengalami ketertinggalan, tidak diminati dan dinikmati jamaah, tetapi dakwah yang adaptif, niscaya mampu memanfaatkan dinamisasi sosial budaya untuk tetap menjadi sumber inspirasi dalam kemajuan," tegasnya.
Dikatakan, Bimtek Dakwah Komunitas adalah jawaban strategis dalam menghadapi permasalahan tersebut, tantangan berikutnya, dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan harus dipastikan mengikuti standar mutu.
Apris menjelaskan, kegiatan yang dipusatkan di Kampus UM Sumbat, Pasir Kandang Padang itu, diikuti jajaran PWM, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), dan pimpinan organisasi otomom Muhammadiyah tingkat Wilayah Sumatera Barat.
Dr. Suhardin, M.Pd. |
Sebelumnya, Suhardin yang juga sekretaris Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjelaskan, usai mengikuti pelatihan, para peserta diharapkan dapat menggerakkan tenaga penggerak dakwah komunitas di daerah masing-masing.
"Kita berharap, gerakan dakwah komunitas di daerah-daerah, setelah bimtek ini diharap LDK PDM menindaklanjuti dengan melaksanakan bimtek bagi dai komunitas," ujarnya
Suhardin menyebut, pelatihan ini jadi menarik, karena metodenya tidak tutorial semata, tetapi juga dilaksanakan dengan cara-cara kreatif, termasuk diskusi kreatif, dan eksplorasi potensi peserta dengan cara gembira.
Dengan cara itu, peserta terlihat senantiasa happy, partisipasi peserta terlihat sangat tinggi, dan diskusi-diskusi berjalan dengan gembira
"Dakwah komunitas dalam Muhammadiyah, bukanlah konsep dan gerakan baru. Esensi dakwah Muhammadiyah semenjak awal adalah dakwah komunitas, dalam bentuk jamaah khusus yang dikembangkan oleh pendiri Muhammadiyah dalam bentuk jamaah wal’ashri, kemudian dilanjutkan dengan kajian al-ma’un," sebutnya.
Sasaran utama KH. Ahmad Dahlan adalah pedagang dan pengusaha batik pada komunitas atas, sehingga dengan itu sang kiyai mendirikan lembaga pendidikan dan lembaga pelayanan sosial.
Seiring dengan perkembangan kehidupan sosial, imbuhnya, dakwah lebih banyak dilaksanakan dalam bentuk taklim dan tabligh.
"Tentu corak ini bagian dari pelaksanaan dakwah yang tetap dibutuhkan dan efektif dalam memberikan pemahaman keislaman. Tetapi segmen komunitas yang dahulu dikembangkan dalam bentuk gerakan jamaah dan jamaah dakwah perlu diinovasi dan direformulasi dalam bentuk dakwah komunitas," tegasnya.
"Di antara komunitas yang sangat membutuhkan garapan dakwah adalah komunitas kelas atas, para pengusaha besar, elit bangsa, para pejabat, politisi dan birokrat," tegasnya.
Mereka, sebut Suhardin, sangat membutuhkan pendekatan khusus dalam memberikan bimbingan keagamaan, tentu pendekatan yang mereka butuhkan adalah event yang memberikan aktualisasi terhadap personality masing-masing mereka.(mus)
0 Komentar