Wakil Bupati Leli Arni Prihatin Warga Dharmasraya BanyakTerjerat Pinjol
NASIONAL, kiprahkita.com –Wakil Bupati Dharmasraya, Leli Arni, mengungkapkan keprihatinannya terhadap sekitar 28.000 warga di daerahnya yang terjerat pinjaman online (pinjol) berkedok koperasi. Ia menilai praktik ini telah merugikan masyarakat dan bahkan menyebabkan korban jiwa.
![]() |
Wakil Bupati Dharmasraya Leli Arni |
💬 Awalnya Iklan Menarik di Instagram
Semua bermula dari sebuah iklan di Instagram. Iklan tersebut menampilkan aplikasi dengan tampilan profesional, seolah bekerja sama dengan merek besar seperti Shopee, Lazada, Alibaba, eBay, dan TIKI.VN. Hati-hati yang memang senang melihat iklan ini.
![]() |
Inilah iklan yang dipasang |
Lalu kita masuk ke sebuah grup WhatsApp yang dikelola admin ramah dan meyakinkan. Di sana, banyak testimoni dari orang-orang yang katanya “sudah dapat cuan besar.” Tangkapan layar akun dengan saldo puluhan juta bertebaran di grup.
💸 Setor Rp40.000, Dapat Rp68.000
Awalnya disuruh setor Rp40.000. Lalu kita disuruh klik iklan. Tak lama kemudian aku dapat bonus Rp20.000 dan “bonus kerja” klik iklan 20-30 % dari harga menjadi Rp8.000. Uangnya bisa langsung kutarik, total Rp68.000. Tugas kerja 2 dan 3 kita dipandu setor 1.000.000,.
Di sini jebakannya: withdraw pertama berhasil, jadi banyak orang jadi percaya. Bahkan ada yang setor ulang Rp200 ribu, Rp500 ribu, bahkan jutaan demi iming-iming profit besar.
🧠 Mulai Curiga...
Lama-lama aku curiga karena:
Aplikasi tidak ada di Play Store
Saat klik ikon Shopee atau Lazada, tidak bisa belanja
Semuanya diarahkan ke link WhatsApp admin
Jika mau tarik dana lebih besar, harus setor ulang
Setelah melihat pola ini, aku sadar: ini bukan e-commerce asli, tapi skema penipuan berkedok aplikasi!
🚨 Keluar Grup dan Blokir Kontak
Alhamdulillah, aku tarik napas. Setelah dana kecilku kembali (Rp68.000), aku langsung keluar dari grup dan blokir semua kontak mereka. Nggak mau ambil risiko lebih besar.
Langkah yang langsung kulakukan:
Menghapus shortcut aplikasi
Ganti PIN e-wallet dan mobile banking
Aktifkan verifikasi dua langkah di WA dan email
Cek mutasi rekening 2 hari berturut-turut
📊 Data: Penipuan Digital Kian Canggih
Menurut Kominfo, sepanjang tahun 2023 saja, terdapat lebih dari 13.000 aduan penipuan digital, termasuk yang menggunakan WhatsApp dan aplikasi palsu. Modus yang sering dipakai:
Investasi bodong
E-commerce palsu
Bonus kerja atau affiliate bohongan
Iklan di Instagram & Facebook
Sementara OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menegaskan bahwa semua platform keuangan wajib terdaftar dan diawasi secara resmi. Kalau tidak ada dalam daftar resmi OJK atau BI, besar kemungkinan itu penipuan.
🔍 Psikologi Korban: “Sudah Terlanjur Untung, Masa Mundur?”
Yang bikin modus ini berhasil adalah ilusi kepercayaan.
Awalnya dikasih untung kecil (withdraw sukses)
Grup WA ramai dengan testimoni dan pujian
Ada rasa FOMO dan semangat “kalau orang lain bisa, aku juga bisa”
Ini trik manipulatif klasik. Bahkan disebut sebagai bagian dari skema ponzi digital, di mana uang member baru dipakai buat bayar withdraw member lama.
✅ Tips Anti-Tipu dari Pengalaman Ini:
Selalu cek aplikasi di Play Store dan website resmi.
Jangan percaya testimoni di grup WhatsApp.
Hindari aplikasi yang minta setor dulu baru bisa tarik.
Logo Shopee, Lazada, Tokopedia, dll bisa dipalsukan.
Waspadai jika promosi datang dari IG/FB Ads dan diarahkan ke WhatsApp.
Kalau ada withdraw kecil sukses, itu cuma pancingan.
📣 Penutup: Jangan Sampai Ada Korban Lain
Aku bersyukur uangku kembali. Tapi bisa jadi orang lain tak seberuntung aku. Ada yang setor sampai jutaan, berharap akan berlipat, tapi malah kehilangan semua.
Yuk, sebarkan pengalaman ini, agar orang-orang di sekitar kita lebih waspada.
Jangan mudah tergiur “cuan cepat” apalagi dari iklan yang tidak jelas asal-usulnya. Penipuan sekarang semakin rapi, bahkan bisa menyamar sebagai "tim e-commerce resmi".
Lebih baik kehilangan peluang kecil daripada kehilangan uang besar dan data pribadi. (Yus MM/*)
0 Komentar